makalah konsep dasar komunikasi dan organisasi
MAKALAH
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika dan Komunikasi Organisasi
Yang
diampu oleh Bapak Ahmad Fawaid, M.PD.I
Di susun oleh:
KELOMPOK 3
TRI YULIA CAHYATI (20170701042182)
ATIYATUS
SANIYAH (20170701042030)
SULFAILAH (20170701042178)
PUTRI
MAULIDINA P. (20170701042147)

JURUSAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
Maret
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kami,
sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok kami
yang di bina oleh Bapak. Ahmad Fawaid, M.PD.I
untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Komunikasi Organisasi
yang berjudul Konsep Dasar Komunikasi Organisasi.
Kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu kami
dalam menyusun tugas makalah
ini, kami
sebagai penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dan
harapan kami
semoga hasil penulisan makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca, serta kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan
laporan yang akan kami buat di masa yang akan datang.
Karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata atau penulisan yang kurang
berkenan.
Pamekasan, 23 Maret 2019
Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A.
Definisi
Komunikasi..................................................................................
B.
Bentuk
Komunikasi...................................................................................
C.
Komponen
Komunikasi.............................................................................
D.
Definisi
Organisasi....................................................................................
E.
Konsep
Organisasi.....................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................ 12
A.
Kesimpulan............................................................................................ 12
B.
Saran...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Komunikasi
Kata “komunikasi” berasal dari kata
latin cum,
yaitu kata depan yang berarti dengan dan bersama dengan, dan unus,
yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda
communio
yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti
kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Untuk bercommunio,
diperlukan usaha dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja communicare
yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada
seseorang, tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan
sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan,
berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya
dijadikan kata kerja benda communication, atau bahasa Inggris communication,
dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi. Berdasarkan berbagai
arti kata communicare
yang menjadi asal kata komunikasi, secara harfiah komunikasi berarti
pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.[1]
Secara luas komunikasi adalah
setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang
ditanggapi oleh orang lain. Sementara secara sempit komunikasi diartikan
sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan
maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.[2]
Komunikasi adalah inti semua
hubungan sosial, apabila
orang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka
lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau
mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan
apabila muncul.[3]
Jadi dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah bentuk pesan / pemberitahuan seseorang
baik verbal maupun nonverbal kepada satu atau lebih penerima dengan maksud
sadar untuk mempengaruhi penerimanya.
B.
Bentuk Komunikasi
Terdapat beberapa bentuk komunikasi, yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut:[4]
1. Berdasarkan arah komunikasi
a. Downward communication,
yaitu komunikasi yang disampaikan oleh pimpinan
kepada bawahan, misalnya instruksi, ketrangan umum, perintah, teguran, dan
pujian
b. Upward communication, yaitu
komunikasi yang disampaikan oleh bawahan kepada atasan, misalnya laporan,
pendapat atau saran, dan
c. Crosswise
communication, yang terdiri dari horizontal communication, yaitu
komunikasi antara orang-orang dalam level yang sama dalam organisasi, dan diagonal communication, yaitu komunikasi
antara orang-orang dari level yang
berbeda yang tidak memiliki hubungan langsung satu sama lain dalam struktur
organisasi.
2. Berdasarkan
cara penyampaiannya
a. Komunikasi
verbal, yaitu komunikasi yang diekpresikan dalam bentuk kata-kata, lisan maupun
tulisan.
b. Komunikasi
non verbal, yaitu komunikasi yang diekspresikan dalam bentuk bahasa isyarat
atau simbol.
3. Berdasarkan
formalitas
a. Komunikasi
formal, yaitu komunikasi yang terjadi sebagai akibat adanya struktur organisasi
atau adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
b. Komunikasi
informal, yaitu komunikasi yang terjadi akibat adanya kecenderungan manusia
untuk selalu berinteraksi dengan orang lain.
C.
Komponen Komunikasi
Untuk mencapai kemampuan
berkomunikasi, setiap komunikator harus menguasai beberapa komponen-komponen
dalam proses komunikasi yaitu:[5]
1. Komunikator,
yang di dalamnya mencakup faktor-faktor seperti keterampilan komunikasi, sikap,
pengetahuan, dan sistem sosial, serta pengaruh kultural, sosiokultural dan
psikokultural. Dalam komunikasi pembelajaran, guru adalah komunikator utama di
dalam kelas. Namun, ketika para siswa berdiskusi membahas satu topik, yang
berbicara itu menjadi komunikator.
2. Pesan,
yang disusun dengan elemen, isi, struktur tertentu yang merupakan hasil transformasi
dari pikiran/gagasan/perasaan dalam proses encoding
yang dilakukan komunikator yang kemudian di-decode
oleh komunikan. Dalam komunikasi pembelajaran, pesan adalah materi pembelajaran
yang mengandung muatan kognitif, afektif dan psikomotorik yang membuat semua
pihakyang terlibat di dalamnya untuk belajar.
3. Media atau saluran
komunikasi, yang dipergunakan untuk menyampaikan
pesan yang diserap melalui pancaindra. Dalam konteks komunikasi pembelajaran,
media komunikasi yang dipergunakan cukup beragam mulai dari media konvensional
seperti papan tulis sampai dengan media berbasis teknologi seperti lcd projektor.
4. Komunikan,yang
didalamnya terkandung faktor-faktor seperti yang ada pada komunikator. Dalam
komunikasi pembelajaran, komunikan adalah para siswa yang menjadi khalayak
komunikasi yang dilakukan gurunya atau sesama siswa yang mendengarkan paparan
temannya.
5. Efek,
yang merupakan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi yang biasanya
dirumuskan sebagai perubahan atau peneguhan sikap, pendapat dan prilaku. Efek
pun adakalanya disebut sebagai tujuan komunikasi atau untuk menunjukkan
keberhasilan komunkasi. Dalam komunikasi pembelajaran, efek komunikasi berupa
penguatan/peneguhan atau perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik.
6. Umpan balik,
merupakan respon komunikasi selama proses komunikasi berlangsung yang bisa
mengubah pesan komunkasi, media komunikasi atau komunikator. Umpan balik dalam
komunikasi pembelajaran misalnya dalam bentuk mengacungkan tangan untuk meminta
penjelasan lebih lanjut atau memberikan pandangan yang berbeda dengan apa yang
disampaikan komunikator.
7. Gangguan komunikasi,
gangguan yang dipandang membuat
komunikasi tidak efektif. Gangguan komunikasi ini bisa berupa
gangguanpsikologis, gangguan fisik ataua gangguansematik dan gangguan mekanis.
Gangguan dalam komunikasi pembelajaran pada dasaranya sama dengan gangguan pada
kmunikasi lainya, seperti gangguan psikologis dalam bentuk konsentrasi belajar
yang terpecah sampai dengan gangguan kebisingan
karena ada siswa mengobrol di dalam kelas atau ada kebisingan dari jalan raya.[6]
8. Lingkungan,
merupakan pemberi pengaruh pada proses komunikasi manusia karena proses
komunikasi tidak berlangsung di ruang hampa. Pada umumnya, lingkungankomunikasi
pembelajaran adalah lembaga-lembaga pendidikan formal dan informal yang di
dalamnya terwujud kegiatan pembelajaran dengan budaya yang khas yang dimiliki
lembaga pendidikan.
D. Definisi
Organisasi
Organisasi adalah institusi atau
wadah sebagai suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih
yang berfungsi mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran. Melalui
organisasi memungkinkan masyarakat
meraih hasil atau mengejar tujuan yang sebelumnya tidak bisa dicapai oleh
individu-individu secara sendiri-sendiri, karena melalui organisasi ada
kekuatan yang dahsyat membantu masyarakat mencapai tujuannya.[7]
Organisasi
adalah sangat bervariasi ada yang sangat sederhana dan ada pula yang sangat
kompleks, elemen dasar dari organisasi sebagai berikut:
a.
Struktur Sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara
partisipan didalam suatu organisasi , struktur social menurut Davis dapat
dipisahkanmenjadi dua komponen yang struktur normative dan struktur tingkah
laku.
b.
Partisipan organisasi adalah individu – individu yang memberikan kontribusi
kepadaOrganisasi.
c.
Tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat controversial
dalammempelajari organisasi.
d.
Teknologi yang dimaksud adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan
mesin danjuga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan.
e.
Lingkungan setiap organisasi berada pada keadaan fisik tertentu , teknologi
kebudayaan dan lingkungan social , terhadap mana organisasi tersebut harus
menyesuaikan diri.[8]
Jadi dapat
disimpulkan bahwa Organisasi adalah institusi atau
wadah sebagai suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih
yang berfungsi mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran.
E.
Konsep Organisasi
Berbagai literatur tentang
organisasi dan manajemen telah memberikan definisi tentang organisasi, dengan
berbagai cara, tergantung segi tinjauan ataupun pendekatannya. Pada dasarnya
pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi arti
statis dan organisasi dalam arti dinamis.[9]
1. Organisasi
Dalam Arti Statis
Organisasi dalam arti statis
berarti melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerakatau diam.
Melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak berarti melihat
organisasi itu seperti yang tergambar dalam bagan (organogram) yang beraneka
ragam.
Ada berbagai macam pandangan
tentang organisasi dalam arti statis, antara lain sebagai berikut :
a. Organisasi
dipandang sebagai wadah atau sebagai alat yang berarti:
1) Organisasi
sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya
2) Organisasi
merupakan wadah daripada sekelompok orang (group of people) yang mengadakan
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
3) Organisasi
sebagai wadah atau tempat di mana administrasi dan manajemen dijalankan yang
memungkinkan administrasi dan menajemen itu bergerak sehingga memberibentuk
pada administrasi dan manajemen.
b. Organisasi
dipandang sebagai jaringan dari hubungan kerja yang bersifat formal seperti
yang tergambar dalam suatu bagan dengan mempergunakan kotak-kotak yang beraneka
ragam. Kotak-kotak tersebut member gambaran tentang kedudukan atau jabatan yang
harus diisi oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan fungsi
masing-masing.
c. Organisasi
dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang ada yang
menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang, garis komando dan garis
tanggungjawab.
Secara singkat dapat dikatakan
bahwa organisasi dalam arti statis merupakan wadah atau tempat kegiatan
administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang
saluran hirarki daripada kedudukan, jabatan wewenang, garis komando dan
tanggungjawab.
2. Organisasi
Dalam Arti Dinamis[10]
Organisasi dalam arti dinamis
berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang hidup, suatu
organismeyang dinamis. Memandang organisasi sebagai organismeyang dinamis
berarti memandang organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi
juga melihat organisasi itu dari segi isinya. Isi daripada organisasi adalah
sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti menyoroti aktivitas atau
kegiatan yang ada didalam organisasi, serta segala macam aspek yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian terdapat
berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, sebagai
berikut:
a. Organisasi
dalam arti dinamis berarti organisasi itu selalu bergerak mengadakan pembagian
tugas atau pekerjaan sesuai dengan system yang telah ditentukan serta sesuai
pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
b. Organisasi
dalam arti dinamis berarti memandang organisasi itu dari segi isinya, yaitu
sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi
organisasi dalam arti dinamis menyoroti unsurmanusia yang ada di dalamnya.
Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsurorganisasi karena hanya manusialah
yang memiliki sifat kedinamisan. Organisasi dalam arti dinamis selalu
diharapkan kepada dua macam kemungkinan, yaitu:
1) Kemungkinan
untuk tumbuh dan berkembang, yaitu berarti organisasi selalu bergerak untuk
tumbuhdan berkembang sesuai tuntutan zaman. Pertumbuhan dan perkembangan
organisasi dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Yang lebih penting adalah
pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang bersifat kualitatif.
2) Kemungkinan
organisasi itu akan mati. Hal ini merupakan ancaman dan tantangan yang mau
tidak mau harus dapat di atasi.
Pemahaman di atas yang dapat kita
ambil lebih lanjut ialah bahwa organisasi itu tidak hanya sekedar sebagai wadah
saja, tetapi juga sebagai sistem kerja sama, sebagai sistem tata hubungan
kerja, dan sebagai proses pembagian tugas.[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi adalah bentuk
pesan / pemberitahuan seseorang
baik verbal maupun nonverbal kepada satu atau lebih penerima dengan maksud
sadar untuk mempengaruhi penerimanya.
2. Terdapat beberapa bentuk komunikasi, yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut: 1) Berdasarkan arah komunikasi (Downward communication, Upward
communication, dan Crosswise
communication). 2) Berdasarkan cara penyampaiannya (Komunikasi verbal dan
Komunikasi non verbal). 3) Berdasarkan formalitas (Komunikasi formal dan
Komunikasi informal).
3. Komponen Komunikasi meliputi
Komunikator, Pesan, Media atau saluran komunikasi, Komunikan, Efek, Umpan
balik, Gangguan komunikasi, dan Lingkungan.
4. Organisasi
adalah institusi atau wadah sebagai suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya
dua orang atau lebih yang berfungsi mencapai satu sasaran atau serangkaian
sasaran.
5. Organisasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi arti statis dan organisasi dalam
arti dinamis.
B.
Saran
Semoga hasil penulisan makalah
ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Kami selaku penyusun makalah
tersebut mengharapkan saran,
dan ide yang bisa membangun, dan melengkapi makalah
yang dibuat tersebut. Dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Naim. Ngainun, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan,Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media,
2011.
Mulyadi. Deddy, Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan
Pelayanan, Bandung:
Alfabeta, 2015.
H. A. W Widjaja , Komunikasi
dan Hubungan Masyarakat,
Jakarta:
Bina Aksara,
2010.
Sri Wiludgeg, Pengantar
Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm.168.
Yosal Iriantara, Komunikasi Pembelajaran, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media,
2014.
Syiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan, Budaya dan
Renventing,
Organisasi
Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2016.
Muhammad Arini, Komunikasi
Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
[2]Deddy Mulyadi, Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan
Pelayanan, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 133
[4]Sri Wiludgeg, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2007), hlm.168.
[5] Yosal Iriantara, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2014), hlm. 8-9
[6] Yosal Iriantara, Op. Cit., hlm.
9.
[7]Syiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan, Budaya dan
Renventing, Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2016), hlm. 18
[8]Muhammad Arini, Komunikasi Organisasi, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2009 ) hlm. 23-28
[9]Deddy Mulyadi, Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan
Pelayanan, hlm. 3-5
[10] Deddy Mulyadi, Op. Cit., hlm. 4.
[11] Deddy Mulyadi, Op. cit., hlm. 5.
Komentar
Posting Komentar