Makalah pendekatan sosio-emosional dan pendekatan kelompok di smpn 4 pamekasan - manajemen kelas
PENGELOLAAN
KELAS MELALUI PENDEKATAN SOSIO-EMOSIONAL DAN PENDEKATAN PROSES KELOMPOK di SMP
NEGERI 4 PAMEKASAN
LAPORAN
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas
Yang
diampu oleh Bapak Dr. Mohammad Thoha, M.PD.I
Di susun
oleh:
TRI YULIA CAHYATI
20170701042182

JURUSAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
Maret
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas Saya yang
di bina oleh Bapak. Dr. Mohammad Thoha, M.PD.I untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Kelas yang berjudul Pengelolaan Kelas Melalui Pendekatan
Sosio-Emosional dan Pendekatan Proses kelompok di SMP Negeri 4 Pamekasan.
Saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
Saya dalam menyusun Laporan ini, Saya sebagai penulis berharap semoga Laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dan
harapan Saya semoga hasil laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi para pembaca, serta Saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan laporan yang akan Saya buat di masa yang
akan dating.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu
Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata atau penulisan yang
kurang berkenan.
Pamekasan,
15 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL
........................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan Penelitian..................................................................................... 2
D. Manfaat
Penelitian.................................................................................. 2
BAB II ANALISIS PEMBAHASAN.............................................................. 3
A.
Pengertian Pendekatan Proses kelompok............................................... 3
B.
Pengertian Pendekatan Sosioemosional................................................. 5
C.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kelompok
dan pendekatan sosio-emosioanl 7
BAB
III HASIL OBSERVASI......................................................................... 9
A.
Lokasi dan Waktu Observasi................................................................... 9
B.
Subjek Observasi..................................................................................... 9
C.
Metode Penelitian................................................................................... 9
D.
Hasil Observasi...................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 12
A.
Kesimpulan............................................................................................ 12
B. Saran...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13
LAMPIRAN.................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang guru memiliki peranan sebagai pengelola aktivitas yang harus
bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan pengelolaan kelas. Mengelola
kelas dalam proses pemecahan masalah bukan terletak pada banyaknya macam
kepemimpinan dan kontrol, tetapi terletak pada ketrampilan memberikan fasilitas
yang berbeda-beda untuk setiap peserta didik. Pemecahan masalah merupakan
proses penyelesaian yang beragam, ini tergantung pada sumber permasalahan.
Guru harus memiliki, memahami
dan terampil dalam menggunakan macam-macam pendekatan dalam pengelolaan kelas,
meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan
bersamaan atau sekaligus. Dalam hal ini, guru dituntut untuk terampil memilih
atau bahkan memadukan pendekatan yang menyakinkan untuk menangani kasus
manajemen kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapi.
Di kelaslah segala aspek
pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya,
siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum
dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala
pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil
dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di
kelas. Mengingat pentingnya pendekatan dalam pengelolaan kelas, maka pada
makalah ini penulis akan membahas mengenai pendekatan dalam pengelolaan kelas
yaitu Pendekatan proses Kelompok dan Pendekatan Sosioemosional.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian pendekatan proses kelompok
secara umum?
2.
Bagaimana pengertian pendekatan sosioemosional
secara umum?
3.
Apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing
pendekatan tersebut?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengertian pendekatan proses
kelompok.
2.
Untuk mengetahui pengertian pendekatan
sosioemosional.
3.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
masing-masing pendekatan tersebut.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Diharapkan
dapat menambah wawasan pengetahuan dalam pengelolaan kelas dan diharapkan dapat
menjadi sarana untuk menambah refrensi dan bahan kajian terkait dengan
pengelolaan kelas melalui pendekatan proses kelompok serta pendekatan
sosiomosional
2.
Manfaat Praktis
Dapat
memberikan masukan kepada guru untuk meningkatkan penerapan pengelolaan kelas,
serta penulis sebagai calon pendidik agar senantiasa dapat menambah pengalaman
dan pengetahuan dalam menumbuhkan minat belajar peserta didik melalui
pendekatan proses kelompok dan pendekatan sosioemosional.
BAB II
ANALISIS PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Proses
kelompok
T. Raka Joni mengatakan bahwa pendekatan proses kelompok adalah usaha
mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai
pertimbangan individual sehingga tercipta kondisi kelas yang bergairah dalam
belajar.[1]
Yang
menjadi dasar dari pendekatan proses kelompok ini adalah psikologi sosial dan
dinamika kelompok yang mengemukakan dua asumsi sebagai berikut: (1) pengalaman
belajar sekolah berlangsung dalam konteks sosial, dan (2) tugas guru yang
terutama dalam manajemen kelas adalah pembinaan dan memelihara kelompok yang produktif
dan efektif.
Asumsi
pertama berarti guru harus mengutamakan kegiatan yang dapat mengikut sertakan
seluruh personal dikelas. Dengan kata lain, kegiatan kelas harus diarahkan pada
kepentingan bersama. Sedangkan pada asumsi kedua berarti guru harus mampu
membentuk dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan guru
sebagai kelompok antara lain dapat diwujudkan berupa regu mengajar (team
teaching) yang bertugas membantu kelompok belajar.
Pendekatan
kelompok agar memiliki suatu ikatan yang kuat memerlukan beberapa unsur yaitu
tujuan kelompok, aturan, dan pemimpin. Adapun penjelasan dari ketiga unsur
tersebut adalah sebagai berikut:[2]
1. Tujuan kelompok
Pada
tujuan kelompok ini tugas guru adalah mengarahkan para siswa ke tujuan kelas, khususnya
tujuan pelajaran. Oleh karena itu, guru perlu merumuskan tujuan yang jelas dan
mengkomunikasikan dengan para siswa.
2. Aturan
Aturan
yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok adalah aturan yang dibuat oleh guru
dan siswa, atau minimal disetujui oleh siswa.
3. Pemimpin
Sebagai
pemimpin, hal utama yang harus dilakukan adalah menjelaskan tujuan kelompok.
Selain itu dalam rangka menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok yang
sehat, diantaranya adalah mendorong dan memeratakan partisipasi, mengusahakan
kompromi, mengurangi ketegangan, dan memperjelas partisipasi serta menerapkan
sanksi.[3]
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam pendekatan proses
kelompok yaitu usaha mengelompokkan peserta didik sehingga tercipta kondisi
kelas yang bergairah dalam belajar, dan pengalaman belajar peserta didik juga
dapat diperoleh dari kegiatan kelompok ini, dimana dalam kelompok tersebut
terdapat norma-norma yang harus ditaati oleh anggotanya, terdapat tujuan yang
ingin dicapai, dan adanya hubungan timbal balik antar anggota kelompok untuk
mencapai tujuan, serta memelihara kelompok yang produktif.
B. Pengertian Pendekatan
Sosioemosional
Dalam
pendekatan Sosio-Emosional ini manajemen kelas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menciptakan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas.
Sosio-emosional yang positif berarti ada hubungan positif antara pendidik dan
peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik lainnya. Dalam pendekatan
ini guru menjadi kunci dalam pembentukan hubungan pribadi dan peranannya adalah
menciptakan hubungan pribadi yang sehat.
Dari
deskripsi diatas, pendekatan sosio-emosional dapat diartikan sebagai cara
pandang yang menganggap bahwa kelas yang kondusif dapat dicapai dengan
menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik serta antar
peserta didik. Jadi, dapat dikatakan bahwa kondisi kelas yang kondusif dapat
tercapai jika hubungan antara guru dengan peserta didik serta peserta didik
dengan peserta didik terjalin dengan baik.[4]
Menurut Carl A. Rogers ide yang
menyangkut ciri-ciri pendekatan iklim sosio-emosional ini dapat dijumpai dalam
tulisan-tulisan Carl Rogers. Pokok pikiran Rogers menyatakan bahwa faktor yang
amat berpengaruh terhadap peristiwa belajar adalah mutu sikap yang ada dalam
hubungan interpersonal antara guru (sebagai fasilitator) dan siswa (sebagai
pelajar). Menurut Rogers, beberapa sikap yang perlu dimiliki guru untuk
membantu siswa belajar adalah:[5]
1. Sikap kesadaran akan diri sendiri, keterbukaan dan tidak berpura-pura.
Guru perlu mengenal dirinya
dengan baik dan menampilkan dirinya sendiri sebagai mana adanya. Guru hendaknya
menyadari perasaannya sendiri, menerima perasaan itu dan jika perlu
mengkomunikasikan perasaan itu. Tindakan guru harus sesuai dengan perasaan itu
dan tidak pernah berpura - pura.
Pengembangan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif amat dipengaruhi oleh kemampuan guru menampilkan
dirinya sebagaimana adanya. Menurut Rogers, penampilan diri sebagaimana adanya
merupakan sikap yang paling penting yang mempengaruhi proses belajar.
2.
Sikap
menerima, menghargai, mau membantu, dan percaya.
Penerimaan guru merupakan sikap
kedua yang juga amat penting dalam membantu siswa belajar. Penerimaan guru
mengisyaratkan bahwa guru memandang siswa sebagai individu yang berharga. Hal
ini juga menandakan adanya kepercayaan guru kepada siswa. Jika tingkah laku
siswa diterima guru, maka siswa itu akan merasa bahwa ia dipercaya dan
dihormati. Dengan demikian, guru yang menghormati dan mempercayai siswa akan
mempunyai kesempatan yang besar untuk menciptakan iklim sosio emosional yang
dapat membantu kesuksesan belajar siswa.
3.
Sikap mau mengerti dengan penuh empati.
Pengertian dengan penuh empati merupakan kemampuan guru untuk memahami
keadaan siswa sesuai dengan pandangan siswa itu sendiri. Kemampuan ini
menunjukkan kepekaan guru terhadap perasaan-perasaan siswa dan kepekaan guru
untuk tidak memberikan penilaian terhadap keadaan siswa. Pengertian mendalam
yang tanpa disertai penilaian ini perlu dilengkapi empati dari guru terhadap
siswa. Jika hal ini terjadi, maka siswa akan merasa bahwa guru mengerti apa
yang dipikirkan dan dirasakan oleh siswa. Dengan demikian, hubungan
interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif akan berkembang, dan
selanjutnya pengaruh besar terhadap kegitan belajar siswa.[6]
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan Sosio-Emosional yaitu menekankan pentingnya hubungan interpersonal. Hubungan antara pribadi yang baik yang berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar siswa. Di dalam hal ini, guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut.
C.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kelompok
dan Sosioemosional
1.
Pendekatan proses kelompok
Kelebihan:
a.
Menumbuhkan
rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan.
b.
Menumbuhkan
rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil sebagai kelompok
yang terbaik.
c. Kemungkinan terjadi adanya transfer
pengetahuan antar sesama kelompok.
d. Timbul rasa kesetiakawanan sosial
antar kelompok.
e. Dapat meringankan tugas guru atau
pimpinan sekolah
Kekurangan:
a. Melalui metode kerja kelompok
memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
b. Persaingan yang tidak sehat akan
terjadi manakala guru tidak dapat memberikan pengertian kepada siswa.
c. Bagi siswa yang tidak memiliki
disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan untuk pasif dalam kelompoknya.
d. Sifat dan kemampuan individual
kadang-kadang terasa diabaikan.
e. Jika tugas yang diberikan kepada
kelompok masing-masing kemudian tidak diberi batas-batas waktu tertentu, maka
cendrung tugas tersebut diabaikan atau terabaikan.
f. Tugas juga dapat terbengkalai
manakala tidak mempertimbangkan segi psikologis dan didaktis anak didik.[7]
2.
Pendekatan Sosio-Emosioal
Kelebihan:
a. Siswa
merasa nyaman di kelas kerena terjalin hubungan yang baik dengan guru.
b. Penyelesaian
suatu masalah dipecahkan bersama melalui pertemuan kelas.
c. Pelajaran
diyakini akan lebih mudah diterima karena siswa merasa nyaman, tentram dan aman
dengan situasi yang ada.
d. Terbinanya
sikap demokratis.
e. Selalu ada
penghargaan, jadi setiap kegagalan tidak akan membunuh motivasi siswa.
f. Siswa
belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru.
Kelemahan:
a. Apabila
hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guru terlalu baik akan
menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.
b. Sulit
untuk memahami karakter emosi setiap siswa di kelas, maka diperlukan
ketrampilan guru yang lebih untuk membuat iklim sosio emosional yang kondusif.[8]
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Lokasi dan Waktu Observasi
Lokasi : SMP Negeri 4 Pamekasan, yang berlokasikan
di Jl. Lawangan Daya,
Kec. Pademawu, Kab.
Pamekasan.
Waktu : Melaksanakan obsevasi dua kali dengan waktu
yang berbeda
1.
Senin, 11 Maret 2019. Perkenalan dan meminta
izin untuk melakukan observasi atau menyerahkan surat pengantar kepada TU.
2.
Selasa, 12 Maret 2019. Melakukan serangkaian
wawancara dengan guru yang bersangkutan dan siswa siswi kelas VII C SMP Negeri
4 Pamekasan.
B. Subjek Observasi
Narasumber
Ibu Tri Yuhartini, S.Pd sebagai pengampu mata pelajaran bahasa Inggris serta
siswa siswi kelas VII C SMP Negeri 4 Pamekasan.
C.
Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan observasi di SMP Negeri 4 Pamekasan
adalah metode wawancara secara langsung terhadap guru yang bersangkutan serta
pengamatan yang dilakukan di dalam kelas VII C SMP Negeri 4 Pamekasan selama kurang lebih 2 jam karena
pengamat harus menunggu jam istirahat peserta didik.
D. Hasil Observasi
1. Wawancara
Penulis
melakukan wawancara terhadap ibu Tri Yuhartini yang bertempatkan di kelas VII
C, dimana kelas VII C ini adalah kelas paling wahh (nakal), ada beberapa
pertanyaan yang diajukan oleh penulis yaitu: banyak macam pendekatan termasuk
juga pendekatan proses kelompok dan pendekatan sosioemosional, apakah ibu
menggunakan pendekatan proses kelompok dan pendekatan sosio-emosional?
Pendekatan mana yang lebih penting atau sering digunakan? Adakah kendala ketika
ibu menggunakan pendekatan tersebut?
Beliau
menjawab pertanyaan dengan cara berurutan. Beliau mengatakan bahwa pendekatan
manajemen kelas di SMP Negeri 4 Pamekasan menggunakan kedua pendekatan tersebut.
Karena beliau merasa bahwa kedua pendekatan tersebut sangat penting dan keduanya
harus dilakukan. Pertama, dimana pendekatan sosioemosional harus dilakukan agar
siswa merasa nyaman di kelas dan lebih mudah menerima pelajaran ketika siswa
sudah merasa nyaman dan tentram dengan situasi yang ada, karena beliau
beranggapan keberhasilan dan tingkah laku siswa tergantung pada suasana kelas
yang demokratis dan saling menghargai, baik terhadap guru ataupun sesama teman.
Yang
kedua yaitu pendekatan proses kelompok, dimana pendekatan proses kelompok ini
dilakukan agar guru-guru di SMP Negeri 4 Pamekasan bisa menumbuhkan rasa
kebersamaan atau kesetiakawanan dan toleransi antar kelompok. Sehingga siswa
dapat bertukar fikiran, berbagi pendapat, dan dapat menumbuhkan rasa ingin maju
sehingga mendorong anggota kelompoknya merencanakan ataupun melakukan apa yang
belum dilakukan oleh kelompok lain. dan di dalam pendekatan proses kelompok ini
guru juga harus menghargai pendapat-pendapat antar kelompok, jika semisal ada
pendapat kelompok yang salah guru tidak langsung menyalahkan tetapi guru menanyakan pendapat kepada kelompok
lain. Dalam proses manajemen kelas yang menggunakan pendekatan proses kelompok
ini, dilakukan agar siswa tidak hanya belajar di sekolah atau di dalam kelas
saja, tetapi siswa bisa belajar bersama di luar jam pelajaran.
Kendala
ketika menggunakan pendekatan proses kelompok dan pendekatan sosioemosional
tentu ada, yaitu dengan adanya perselisihan antar kelompok satu dengan kelompok
lain dan bahkan terkadang ada anaknyang mengeluh ketika sudah dikelompokkan
dengan berbagai macam keluhan. serta kendala ketika menggunakan pendekatan
sosioemosional yaitu ketika siswa dan guru sudah terlalu dekat terkadang sikap
siswa terhadap guru terlalu bebas atau dengan kata lain siswa menyepelekan guru
tersebut karena sudah dekat dan dirasa tidak akan marah sehingga menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan. Solusi yang dilakukan ketika ada hal-hal yang
seperti itu guru akan memberikan pengertian dan pengarahan terhadap siswa
sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sabar, hukuman,
2.
Pengamatan
Pada waktu
istirahatat selesai, dan anak-anak mulai memasuki jam pelajaran lagi, pengamat
melakukan pengamatan langsung terhadap ibu Tri Yuhartini dan kelas yang diamati
yaitu kelas VII C SMP Negeri 4 Pamekasan. Beliau menggunakan pendekatan
Sosio-Emosional dalam proses pembelajaran waktu itu, Beliau terlihat sangat akrab
dan begitu dekat dengan siswa-siswi kelas VII C saat pembelajaran berlangsung,
dan siswa siswi di kelas VII C ini tidak canggung bertanya secara langsung
mengenai pelajaran yang kurang jelas. Dikarenakan kelas VII C ini mempunyai
julukan kelas wahh (nakal), ada saja peserta didik yang bergurau saat
pembelajaran berlangsung dan Ibu Tri yuhartini ini memberikan teguran, ketika
teguran ini tidak ada efek apapun, ibu Yuhartini langsung memberikan hukuman
serta membawa peserta didiknya ke BK agar diberikan skor sesuai dengan
kenakalan yang dilakukakannya. Karena di SMP negeri 4 ini menggunakan poin –
poin sesuai dengan peraturan yang ada disana.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. pendekatan proses kelompok yaitu
usaha mengelompokkan peserta didik sehingga tercipta kondisi kelas yang
bergairah dalam belajar, dan pengalaman belajar peserta didik juga dapat
diperoleh dari kegiatan kelompok ini.
2. pendekatan
Sosio-Emosional yaitu menekankan pentingnya hubungan
interpersonal. Hubungan antara pribadi yang baik yang berkembang di dalam
kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan
antar siswa.
3. Ada
beberapa kelemahan dan kelebihan disetiap pendekatan ini, kelebihan
dari pendekatan iklim sosio-emosional adalah siswa merasa nyaman karena
terbinanya hubungan yang baik dengan guru, sedangkan kelemahan pendekatan sosio-emosional adalah jika
hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guru terlalu baik akan
menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas. Kelebihan pendekatan kelompok yaitu
menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan, sedangkan
kelemahannya yaitu ada
sifat dan kemampuan individual yang kadang-kadang terasa diabaikan.
B. Saran
Semoga hasil laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan
penulis. Saya selaku penyusun laporan tersebut mengharapkan saran, dan ide yang
bisa membangun, dan melengkapi laporan yang dibuat tersebut. Dan jika ada
kesalahan mohon dimaafkan.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah.
Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
PT. Rineka
Cipta.
Hasibuan dan Mudjiono. 1995. Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Rosdakarya.
Ardy. Novan Wiyani. 2013. Manajemen kelas, Jogjakarta: Ar-Ruzz media.
Usman,
Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakaarya.
LAMPIRAN


Komentar
Posting Komentar