MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF


MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi & Pembelajaran PAI
Yang diampu oleh Bapak Rasidi, M.PD.I
Di susun oleh:
KELOMPOK 7
TRI YULIA CAHYATI        (20170701042182)
NOVITA INDRIYANI         (20170701042137)
RUQOYYAH                        (20170701042157)


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
April 2019

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami yang di bina oleh Bapak.Rasidi, M.PD.I untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi & Metode Pembelajaran PAI yang berjudul Strategi Pembelajaran Kooperatif.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyusun tugas makalah ini, kami sebagai penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dan harapan kami semoga hasil penulisan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca, serta kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan laporan yang akan kami buat di masa yang akan datang.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata atau penulisan yang kurang berkenan.



Pamekasan, 18 April 2019

Penulis
Kelompok 7
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A.    Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif................................................. 2
B.     Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif........................................ 5
C.     Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif................................................. 8
BAB III PENUTUP........................................................................................ 10
A.    Kesimpulan............................................................................................ 10
B.     Saran...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan peradaban kehidupan manusia secara perspektif menuntut kecakapan hidup sebagaimana trend kebutuhan dalam era kehidupan global saat ini. Interaksi kehidupan manusia terjadi secara global, memungkinkan terjadinya banyak benturan baik yang bersifat budaya maupun kepribadian. Budaya dan kepribadian manusia sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh keyakinan dan tingkat pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan. Dengan demikian, anak sepatutnya mendapatkan pendidikan tentang budaya kehidupan global dengan bekal kemampuan interaksi dan kolaborasi yang baik.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan melalui riset ilmiah diberbagai negara di dunia, sehingga sitematikanya dapat diterapkan disemua tingkat pendidikan dan di semua mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetuan Alam (Biologi).
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Konsep Dasar Pembelajaran kooperatif ?
2.      Bagaimana Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ?
3.      Bagaimana Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif.
2.      Mengetahui Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif.
3.      Mengetahui Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari pemikiran bahwa seorang akan belajar dengan baik apabila mereka belajar bersama-sama (kelompok). Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalan SPK, yaitu: 1) Adanya peserta dalam kelompok, 2) Adanya aturan kelompok, 3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan 4) Adanya tujuan yang harus dicapai.[1]
Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, di antaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apapun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.
Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya.
Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar peserta dapat saling membelajarakan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun gagasan-gagasan.
Aspek tujuan yang dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.
Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning) (SPK). SPK merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.[2] Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat  eningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merelisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki system pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/ tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). System penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan antar personal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan konstribusi demi keberhasilan kelompok.
SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerjasama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, Karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain, menguasai materi pembelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.
Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik (student achievement) juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi social, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka member pertolongan terhadap yang lain.
Strategi pembelajaran ini bisa digunakan  apabila:[3]
1.      Guru menekankan pentingnya usaha peserta didik secara kolektif di samping usaha individual dalam belajar.
2.      Guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.
3.      Guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari temn lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.
4.      Guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.
5.      Guru rnenghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka.
6.      Guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan, sebagai strategi pembelajaran berorientasi proses pendidikan.
B.     Karakteristik Model Pembelajaran Koopertif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. pada pembelajaran ini seluruh peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok belajar. Yang mana masing-masing kelompok belajar akan menjalin interaksi dan kerja sama melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Dari kerja sama inilah akan diperoleh suatu hasil pembelajaran yang optimal.[4]
perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsure kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif social, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.
Perspektif social artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan.
Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk menambah pengetahuan kognitifnya.[5]
1.      Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mecapai tujuan. Oleh karena itu, tim mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim (kelompok) harus saling membantu untuk mecapai tujuan pembelajaran.[6]
2.      Pembelajaran Berdasarkan Manajemen Kooperatif
Pembelajaran berdasarkan manajemen kooperatif mempunyai empat fungsi pokok, yaitu: 1) fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. 2) Fungsi pelaksanaanya menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran yang ditentukan atas dasar kesepakatan bersama. 3) Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pekerjaan bersama antar anggota kelompok. Oleh karena itu, perlu diatur tugas tanggung jawab setiap anggota kelompok. 4) Fungsi kontrol perlu diadakan karena menunjukkan bahwa hasil pembelajaran merupakan hasil bersama antara anggota kelompok dan hasil pembelajaran atas dasar penilaian berdasarkan tes maupun nontes.
3.      Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerja sama merupakan dasar utama, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota, tetapi harus ditanamkan perlunya saling membantu pada setiap anggota kelompok belajar, misalnya yang pintar membantu yang kurang pintar dan juga sifat watak pribadi yang memiliki sifat mementingkan pribadi sendiri harus dihilangkan, dan kepentingan bersama lebih diutamakan.[7]
4.      Keterampilan bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian di praktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan konstribusi kepada kebehasilan kelompok.[8]


C.    Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:
1.      Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
Ketergantungan positif mengacu pada suatu keadaan dimana setiap orang dalam kelompok itu saling membutuhkan dan merasa bahwa berhasil atau tidaknya dalam mencapai tujuan kelompok menjadi tanggung jawab bersama. Ketergantungan positif ini mengedepankan aspek kesetaraan antar individu dalam kelompok itu.[9]
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.
2.      Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena itu, keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggota kelompoknya, maka setiap kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.
3.      Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang social, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
4.      Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.
Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakan ketidak setujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan, menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.
Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tidak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan melatih, sampai pada akhirnya setiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.[10]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalan SPK, yaitu: 1) Adanya peserta dalam kelompok, 2) Adanya aturan kelompok, 3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan 4) Adanya tujuan yang harus dicapai.
2.      Karakteristik strategi pembelajaran kooperatif yaitu:
a.       Pembelajaran secara tim
b.      Didasarka pada manajemen kooperatif
c.       Kemampuan untuk bekerja sama
d.      Keterampilan bekerja sama.
3.      Prinsip pembelajaran kooperatif terdiri dari empat penjelasan, yaitu:
a.       Prinsip ketergantungan positif
b.      Tanggung jawab perseorangan
c.       Interaksi tatap muka
d.      Partisipasi dan komunikasi.
B.     Saran
Semoga hasil penulisan makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Kami selaku penyusun makalah tersebut mengharapkan saran, dan ide yang bisa membangun, dan melengkapi makalah yang dibuat tersebut. Dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan.




DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya. Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. 2011.
Chomaidi & Salamah. Pendidikan dan Pengajaran: Strategi Pembelajaran Sekolah.
Jakarta: PT Grasindo. 2018.
Fadlillah. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. 2014.
Sutardi. Solusi Mahir Kimia. Yogyakarta: CV Budi Utama. 2016.



[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm., 241.
[2] Ibid., hlm. 242.
[3] Chomaidi & Salamah, Pendidikan dan Pengajaran: Strategi Pembelajaran Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 2018) hlm., 250.
[4] Fadlillah, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2014) hlm., 10-11.
[5] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm., 244.
[6] Sutardi, Solusi Mahir Kimia, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016) hlm., 145.
[7] Chomaidi & Salamah, Pendidikan dan Pengajaran: Strategi Pembelajaran Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 2018) hlm., 251-252.
[8] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm., 246.
[9] Sumardi, Pengembangan Profesionalisme Guru MGMP, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016) hlm., 99.
[10] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm., 246-247.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah "revolusi industri 4.0 dalam pendidikan" - manajemen perubahan

Makalah pendekatan sosio-emosional dan pendekatan kelompok di smpn 4 pamekasan - manajemen kelas